KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat karunianya
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tidak ada satu hambatan
apapun.
Dalam pembahasan ini kami lebih
menjelaskan tentang definisi dan contoh-contoh yang berhubungan dengan motifasi.
Untuk itu makalah ini dapat menjadi panduan ilmu baru terlebihnya mengenai
Motifasi. Selain itu dapat menjadi sumber acuan baru bagi kita semua.
Akhir kata, akan banyak pembaca yang
banyak menjadikan makalah ini sebagai sumber yang penting untuk dapat diketahui.
Terima kasih, Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Motivasi adalah suatu dorongan
terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat
itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atu pun
dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang
menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai
suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat
berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua awalnya “baik”.
Motivasi ada banyak jenisnya antara
lain motivasi belajar, motivasi berprestasi, motivasi agresi, motivasi
berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi berprestasi yang akan menjadi topik
utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi inilah yang sangat umum di masyarakat.
B. Tujuan pembuatan makalah
Di dalam penulisan makalah ini ada
beberapa tujuan yang saya ingin capai diantaranya adalah:
Ø Memahami lebih dalam tentang
motivasi manusia khususnya motivasi berprestasi
Ø Membagi ilmu yang kita dapat tentang motivasi
kepada umum
C. Metode pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, saya
menggunakan metode pengumpulan data sekunder yaitu mengumpulkan data-data yang
sudah tersedia dari media-media pendidikan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN TENTANG MOTIVASI BERPRESTASI
A. Definisi Motivasi
Motivasi adalah sebuah alasan atau
dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak
sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa
datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua
motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya
motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang
dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul
dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu
hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau
kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari
rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka
disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya
ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang
sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.
Menurut Walgito (2002):
Motif berasal dari bahasa latin movere
yang berarti bergerak atau tomove
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif
adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif
adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
Memelihara dan mengarahkan tingkah
laku menuju pada tujuan atau sasaran.
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap
situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).Sedangkan
menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam
yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap
situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).Sedangkan
menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam
yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Gunarsa (2003):
Terdapat dua motif dasar yang
menggerakkan perilaku seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan
kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan
kebutuhan sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi
enam, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang,
kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam
Mahmud, 1990).
Mahmud, 1990).
Terlepas dari beberapa definisi
tentang motif diatas, tentu kita dapat menarik
suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri individu
yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula.
Sementara itu motivasi didefinisikan oleh MC. DOnald (dalam Hamalik, 1992)
sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga
unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu:
suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri individu
yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula.
Sementara itu motivasi didefinisikan oleh MC. DOnald (dalam Hamalik, 1992)
sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga
unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu:
1. Motif dimulai dari adanya perubahan
energi dalam pribadi, misalnya adanya
perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.
perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.
2. Motif ditandai dengan timbulnya perasaan
(afectif arousal), misalnya karena
amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya.
amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya.
3. Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk
mencapai tujuan.
Menurut
Terry (dalam Moekjizat, 1984):
Motivasi adalah keinginan didalam
diri individu yang mendorong individu untuk bertindak.latihan atau kegiatan
lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif,afektif dan
psikomotorik pada individu yang bersangkutan.
Menurut Chung dan Meggison adalah:
Motivasi merupakan prilaku yang ditujukan
kepada sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang
dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja
dan fermormasi pekerjaan).
Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan
adalah:
Motivasi merupakan proses untuk
mencoba mempengaruhi seseorangagar mau melakukan sesuatu yang diinginkan.Dari
defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya defenisi diatas
mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan
keinginan.
Adapun Tiga aspek motivasi menurut Walgito,
yaitu:
1. Keadaan yang mendorong dan kesiapan
bergerak dalam diri organism yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan
lingkungan, keadaan mental (berpikiri dan ingatan).
2. Perilaku yang timbul dan terarah
karena keadaan tersebut.
3. Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh
perilaku tersebut.
Ciri motivasi menurut Plotnik, yaitu:
1. Anda terdorong berbuat atau
melaksanakan suatu kegiatan.
2. Anda langsung mengarahkan energi anda, untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
3. Anda mempunyai intensitas
perasaan-perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan itu.
B. Teori-teori motivasi
·
Teori
Insentif: Yaitu
teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan
karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari
pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa
gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja
lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible.
Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang
besar.
·
Dorongan
Bilogis: Dalam hal
ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk di dalamnya
dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita
akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi
saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar
saat mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan
fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan
keberlangsungan hidup.
·
Teori
Hirarki Kebutuhan:
Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow.
Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan
penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
·
Takut
Kehilangan vs Kepuasan:
Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi
manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan).
Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki.
Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan
gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah
tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan
lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi
sebaliknya.
·
Kejelasan
Tujuan: Teori ini
mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan
pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi
jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan
Goal Setting (penetapan tujuan).
Fakor-faktor yang Mempengaruhi
Motivasi Belajar dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengarkan
kata-kata, “belajarlah yang giat”, “belajar pangkal pandai”, dan lain
sebagainya. Banyak dari kita yang salah mempersepsikan belajar sebagai kegiatan
yang hanya membaca buku saja, berarti orang yang rajin belajar adalah orang
yang rajin membaca buku. Belajar bukanlah dalam ruang lingkup itu saja. Belajar
adalah suatu proses interaksi diri yang melibatkan fisik, psikis dan lingkungan
untuk mencapai tujuan , yaitu adanya perubahan yang bersifat progressif (maju)
dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik
(perilaku).
Dengan memahami betul konsep
tersebut, ternyata belajar itu sangat luas sekali dan tidak hanya terbatas pada
“membaca” saja. Interaksi diri yang melibatkan fisik artinya adanya pengindraan
yang bisa menunjang proses belajar tersebut. Psikis artinya adanya motivasi
yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan lingkungan, artinya kekondusifan
environmental sangat dibutuhkan dalam belajar. Semua interaksi ini ditujukan
agar pengetahuan seseorang, sikap (moral) dan tindakan bisa mengalami kemajuan.
C. Jenis-jenis
Motivasi
Dengan
hanya mengetahui teori-teori tentang motivasi serta memahami apa yang menjadi
kebutuhan manusia tidaklah cukup, oleh karena itu dalam pelaksanaan motivasi
kita harus mengetahui jenis-jenis motivasi agar dapat diterapkan model motivasi
mana yang cocok diterapkan. Jenis-jenis motivasi ada 2 yaitu motivasi positif
dan motivasi negatif.
1. Motivasi positif adalah proses untuk mencoba
mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah.
2. Motivasi negatif adalah proses untuk
mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan tetapi
teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.
Motivasi
positif efektif untuk jangka panjang, sedangkan motivasi negatif untuk jangka
pendek saja. Secara umum motivasi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Motivasi Intristik adalah Motivasi
yang berasal dari dalam diri siswa/orang itu sendiri.
b. Motivasi Ekstrinsik adalah Dorongan
yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan.
Namun dorongan tersebut dating dari luar individu yang bersangkutan. Jadi orang
itu dirangsang dari luar.
Motivasi
seperti ini perlu diterapkan oleh sekolah karena dalam interaksi belajar
mengajar siswa kadang sering tidak menaruh minat dan perhatian terhadap suatu
kegiatan yang sedang berlangsung. Oleh sebab itu di dalam kegiatan interaksi
belajar, guru dalam hal ini memegang peranan sangat penting dalam upaya
menumbuhkan serta meningkatkan motivasi ekstrinsik siswa secara menyeluruh.
Dengan demikian siswa akan lebih aktif berperan serta berpartisipasi positif di
dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Mengingat
motivasi ekstrinsik ini terjadi karena rangsangan dan pengaruh dari luar diri
siswa. Maka guru selayaknya untuk selalu memanfaatkan media dan model
pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Makalah yang telah disusun dengan
sebaik mungkin ini diharapkan dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa
dalam pembahasan tentang teori dan konsep motivasi dalam hal ini motivasi,
selain itu makalah ini diharapkan dapat memberikan perbandingan pendangan
dengan apa yang telah diperoleh dilingkungan pendidikan.
Pengumpulan data dengan teliti dan
valid adalah pedoman yang dipegang dalam pembuatan makalah ini, dengan demikian
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik akan mendapat hasil yang sempurna.
Saya mengharapkan semua data dan pengetahuan yang didapat dari
sumber-sumber yang sah dimana saya mancari data dapat
bermanfaat dimasa yang akan datang.
B.
Daftar
Pustaka
·
Fuddin.
2008. Psikologi Pendidikan. http://fuddin.wordpress.com/2008/02/28/psikologi-pendidikan/.
·
Belajar
Psikologi. 2010. Macam-macam Motivasi Belajar. http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/.
·
Basuki,
Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta. Gunadarma.
·
Puspitawati,
I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.1996. Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I.
Jakarta. Gunadarma.
·
Muhibbin
Syah, M.Ed, 2003. Psikologi Belajar.
PT.Raja Grafindo Persada.Jakarta.
·
Carole
Wade, Carole Tavris, 2007. Psikologi
edisi kesembilan. PT.Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar