ARTI PENTING WATAK BAGI MANUSIA
Meskipun istilah kepribadian dan watak sering
dipergunakan secara bertukartukar, namun Allport memberi pengertian
berikut: “character is personality evaluated and personality is
character devaluated”. Allport beranggapan bahwa watak (character) dan
kepribadian (personality) adalah satu dan sama, akan
tetapi, dipandang dari segi yang berlainan. Kalau orang hendak mengadakan
penilaian (jadi mengenakan norma), maka lebih tepat dipakai istilah
“watak”; tapi kalau bermaksud menggambarkan bagaimana adanya (jadi tidak
melakukan penilaian) lebih tepat dipakai istilah “kepribadian.”
Sejak lahir kita memiliki temperamen tertentu, yang terkait
dengan konstruksi tubuh kita, khususnya di bagian empedu, lendir dan darah
kita. Adanya sifat-sifat khas pada seseorang sebagai akibat dari
dominannya salah satu cairan badaniah tersebut, itulah yang disebut
temperamen. Dari sifat-sifat dominan itulah orang dapat digolongkan ke
dalam salah satu dari empat temperamen dasar, yakni: Sanguinis, Choleris,
Melankolis, dan Plegmatis. Umumnya sifat-sifat orang merupakan perpaduan
dari empat temperamen dasar itu, dimana bisa salah satu dari unsur itu
lebih dominan dari yang lain. Dari keempat jenis temperamen dasar itu
orang bisa dibedakan sebagai ekstrovert (sanguinis, kholeris) dan
introvert (melankolis, plegmatis); logis (kholeris, plegmatis) dan
emotionalsentimentil (sanguinis, melankolis). Keempat jenis temperamen
dasar itu memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, sehingga kita
memandangnya tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Watak atau
karakter merupakan diri kita yang sesungguhnya, merupakan hasil
olah temperamen, yang sudah dipengaruhi oleh lingkungan (pendidikan,
agama, budaya, kebiasaan-kebiasaan, serta tekanan dan tantangan hidup yang
kita lalui). Dengan demikian, watak atau karakter bukanlah bawaan
lahir seperti halnya temperamen, melainkan yang terbentuk kemudian,
khususnya melalui lingkungan dan penghayatan nilai-nilai tertentu yang
ditanamkan oleh lingkungan kepada kita. Dengan demikian watak tau karakter
adalah diri kita yang harus kita pertanggung jawabkan. Maka kita harus
mendidik karakter kita agar dia terbentuk dengan baik. Pendidikan karakter
bukan hanya dengan cara tunduk saja pada pengaruh lingkungan, melainkan
dengan cara kritis menilai dan kemudian mengambil sikap yang tepat.
Kepribadian adalah keseluruhan diri kita, termasuk di
dalamnya watak dan temperamen serta kebiasaan-kebiasaan lain yang ikut
mempengaruhi pembawaan diri kita. Kepribadian bisa saja mencerminkan
dengan baik temperamen atau watak kita, dan bisa juga berbeda dengan itu.
Kepribadian itu umumnya merupakan diri kita yang ingin kita perlihatkan
kepada orang lain. Bisa saja suatu saat kita berusaha tampil dengan
ramah,karena kita ingin orang memiliki kesan seperti itu kepada kita, tapi pada
saat lain kita tampil dengan tegas, dan sebagainya, tergantung kita ingin
mengesankan diri kita seperti apa kepada orang lain. Tentu saja ini tidak
mencerminkan diri kita yang sesungguhnnya, melainkan lebih sebagai topeng
saja, suatu wajah yang ingin kita perlihatkan kepada orang lain. Namun
bagi orang yang berkembang dengan baik dalam arti yang sesungguhnya, maka
kepribadian yang dia ingin perlihatkan kepada orang tidak lain
dari dirinya yang sesungguhnya.
Kepribadian, watak dan temperamen berkaitan satu sama
lain. Ketiga-tiganya menyangkut diri seseorang. Kepribadian dan watak
lebih dekat satu sama lain, bahkan sering disamakan. Kalau kita terutama
bermaksud menggambarkan pribadi seseorang sebagaimana adanya, sifat dan
pembawaannya yang khas, di situ kita bicara terutama mengenai
kepribadiannya, yang punya keunikan tersendiri.
Dalam arti normatif kita berbicara terutama tentang
watak; sedangkan dalam arti deskriptif, kita berbicara terutama tentang
kepribadian. Berbicara tentang watak juga sekaligus bicara tentang
kepribadian, bergantung mana yang kita tekankan, aspek normatifnya atau
aspek deskriptifnya.
1. arti normatif:
Kata watak
digunakan apabila orang bermaksud mengenakan norma-norma kepada orang yang
sedang dibicarakan. Contohnya : ”ia orang yang pandai, tetapi sayang tidak
berwatak dan ia orang terdidik tetapi tidak punya watak”
Orang berwatak apabila sikap, tingkah laku dan perbuatannya dipandang dari
segi norma sosial.
2. arti deskriptif:
Kepribadian dan
watak adalah satu sama lain, tetapi di pandang dari segi yang berlainan.
Apabila orang akan mengnakan norma-norma yang berarti mengadakan penilaian
digunakan istilah ”watak”. Tetapi apabila tidak digunakannya penilaian sehingga
menggambarkan apa adanya dipakai istilah ”kepribadian”
Watak dan sifat ruh saat keluar dari dari tubuh
manusia akan menentukan bentuk ukhrawi manusia, yang akan segera tampak bagi
mata ghaib di alam barzakh.
Setiap manusia di alam barzakh juga akan melihat dirinya dalam bentuk itu
ketika pertama kali membuka matanya di sana – bila ia memang memiliki mata
penglihatan (bashar). Tidaklah mesti manusia memasuki alam yang akan datang itu
dalam bentuk yang sama dengan ketika berada di alam fisik ini. Allah sendiri
telah berfirman melalui lidah sebagian orang: “Wahai Tuhanku, mengapa Kau bangkitkan aku dalam keadaan buta padahal
dulunya aku aku dapai melihat”. Allah menjawab, “Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, tetapi kamu melupakannya, dan begitu pula pada, hari
ini kamu pun dilupakan”. (QS Thaha [20]: 125-126).
SUMBER:
http://esai-esai.blogspot.com/2011/04/arti-penting-watak-bagi-manusia.html
like.., aku suka kalimat terakhir yang centang miring..
BalasHapusthank's....