Minggu, 06 Mei 2012

fiqh-makanan


“PENGERTIAN, HUKUM, ETIKA, FENOMENA DAN NILAI MAKANAN”
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Cairan dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman, tetapi kata 'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai dengan kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri. Makanan yang dibutuh manusia biasanya dibuat melalui bertani atau berkebun yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk memakan makanan dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang tidak suka memakan daging dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan sayuran sebagai makanan pokok mereka.
Hukum Asal(pada dasarnya) semua makanan adalah halal. Berdasarkan Firman Allah SWT: " Dialah Allah yang telah menjadikan apa saja yang ada di bumi ini." Maka tidak diharamkanlah suatu makanan kecuali apa yang ditunjukan keharamannya dalam Alquran dan hadis Nabi ataupun Qiyas yang benar.
Dan senantiasalah Syari'at Islam mengharamkan sebagian makanan itu karena makanan itu mempunyai bahaya terhadap tubuh atau karena bisa mempengaruhi tabiat/karakter manusia atau karena bisa merusak akal manusia. Prof. Dr. Zakiah Daradjat menyebutkan dalam bukunya (Ilmu Fiqih JIlid I) bahwa banyak hadist yang mengharamkan makanan makanan tertentu, seperti binatang yang makan kotoran, ular, binatang yang hidup di air dan darat, tikus dan sebagainya, tetapi nilai hadistnya diperselisihkan oleh para ulama.
 Etika ketika sedang Makan ialah sebagai berikut: Memulai makan dengan mengucapkan basmalah, Mengakhiri makan dengan memuji Allah Ta‘ala, Ia makan dengan tiga jari tangan kanannya, mengecilkan suapan, mengunyah makanan dengan baik, makan dari makanan yang dekat dengannya (pinggir) dan tidak makan dari tengah piring, karena dalil berikut  Rasulullah saw. bersabda kepada Umar bin Salamah,"Hai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari makanan yang dekat denganmu (pinggir)." (Muttafaq Alaih), Mengunyah makanan dengan baik, menjilat piring makanannya sebelum mengelapnya dengan kain, atau mencucinya dengan air, Jika ada makanannya yang jatuh, ia mengambil dan memakannya, Tidak meniup makanan yang masih panas, memakannya ketika telah dingin, tidak bernafas di air ketika minum, dan bernafas di luar air hingga tiga kali, Menghindari kenyang yang berlebih-lebihan, Memberikan makanan atau minuman kepada orang yang paling tua, kemudian memutarnya kepada orang-orang yang berada di sebelah kanannya dan seterusnya, dan ia menjadi orang yang terakhir kali mendapatkan jatah minuman, Ia tidak memulai makan, atau minum, sedang di ruang pertemuannya terdapat orang yang lebih berhak memulainya, karena usia atau karena kelebihan kedudukannya, Tidak memaksa teman atau tamunya dengan berkata kepadanya, ‘silakan makan', namun ia harus makan dengan etis (santun) sesuai dengan kebutuhannya tanpa merasa malu-malu, atau memaksa diri malu-malu, sebab hal tersebut menyusahkan teman atau tamunya, dan termasuk riya', padahal riya' itu diharamkan. 
Ada perasaan risih ketika saya hadir di sebuah pesta perkawinan. Para tamu makan dan minum sambil berdiri, bahkan sambil berjalan dan mengobrol dengan tamu lainnya. Risih karena sebenarnya makan dan minum sambil berdiri itu tidak patut, seperti hewan makan sambil berdiri saja. Meskipun makan dan minum sambil berdiri itu tidak berdosa (hukumnya mubah atau boleh), namun para ulama sepakat menyatakan bahwa yang utama adalah makan dan minum sambil duduk
Agar makanan dapat layak dan sehat untuk dikonsumsi oleh manusia maka makanan tersebut akan diolah atau diproses dengan tahapan atau cara tertentu. Namun terkadang proses pengolahan makanan itu menyebabkan kandungan gizi dari makanan tersebut berkurang. Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan berkurangnya nilai makanan: Memasak bahan makanan. Mencuci beras secara berlebihan (berkali-kali) akan banyak menghilangkan kandungan vitamin B pada beras. Menjemur makananVitamin C dan Vitamin B2 pada makanan akan rusak karena proses oksidasi. Pengeringan. Pengeringan pada ikan atau daging yang berlemak akan menimbulkan ketengikan karena proses oksidasi. Pengalengan. Proses pengalengan yang tidak higienis akan menimbulkan bakteri dan jamur sehingga akan meracuni makanan dan tidak layak untuk dikonsumsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar