“PANDANGAN ISLAM
TENTANG HUBUNGAN AKAL DAN BADAN”
Akal berasal dari kata al-‘aql. Dengan kekuatan akal orang
mendapatkan ilmu dan ilmu yang digunakan serta dimiliki oleh manusia bergantung
pada kekuatan akalnya. Selain itu akal adalah al-hijr, menawan atau mengikat.
Kata tersebut dari segi bahasa pada mulanya berarti : tali pengikat,
penghalang. Al-Qur’an menggunakannya bagi sesuatu yang mengikat atau
menghalangi seseorang terjerumus dalam kesalahan atau dosa. Orang yang berakal
adalah orang yang mampu mengikat atau mengendalikan hawa nafsunya.
Kemampuan seseorang
untuk mengikat hawa nafsu, akan menempatkan hawa nafsu pada posisi yang
serendah-rendahnya, sehingga hawa nafsu tidak dapat menguasai dirinya, ia akan
mampu memahami wahyu sebagai kebenaran. Orang yang tidak mampu menawan hawa
nafsunya tidak akan mampu mengendalikan dirinya.
Akal juga mengandung arti kebijaksanaan, pemahaman. Ada pula
yang mengartikan akal dengan pembatasan dan pencegahan, perlindungan atau
kemampuan seseorang untuk menemukan dirinya sendiri. Di sini diartikan orang berakal
adalah orang yang mampu membatasi dan mencegah hawa nafsunya serta memberikan
perlindungan sampai pada batas-batas yang diperlukan. Dengan demikian
akal akan mampu melihat kebenaran. Nampaknya bahwa hawa nafsu tidak dihilangkan
sama sekali, sebab ia diperlukan dalam kadar tertentu. Dalam batas-batas itulah
di bawah kendali akal seseorang akan mampu menemukan jati dirinya.
kata akal juga dipakai dalam arti kecerdasan praktis,sehingga
Orang
berakal adalah orang yang mempunyai kemampuan atau keterampilan menyelesaikan
masalah, kapanpun masalah itu timbul ia akan mampu menyelesaikan dan
mengatasinya, sehingga ia akan dapat menghindari dari bahaya itu.
Al-Jurjani mengemukakan beberapa pengertian akal yaitu: akal ialah
substansi jiwa yang diciptakan Allah SWT, yang berhubungan dengan badan
manusia, akal juga berarti cahaya (nur) dalam hati untuk mengetahui kebenaran
dan kebaikan. Adapula yang mengartikan akal dengan substansi yang murni
dari materi yang hubungannya dengan badan dalam bentuk yang mengatur dan
mengendalikan. Menurut pendapat lain, akal adalah sebuah kekuatan bagi jiwa
berpikir, karena jelas bahwa kekuatan berpikir berbeda dengan jiwa yang
berpikir. Sebab pelaku perbuatan (fa’il) sebenarnya adalah jiwa, sedangkan akal
adalah alat bagi jiwa.
akal merupakan substansi
yang sangat penting dalam diri manusia dan sebagai cahaya (nur) dalam hati yang
berguna untuk mengetahui kebenaran dan kebatilan, mengatur dan mengendalikan
jasmani.
Akal memiliki arti menahan, melarang, dan mencegah. Maka
orang yang berakal yaitu orang yang mampu menahan dan mengikat hawa nafsunya.
Akal merupakan organ tubuh yang terletak di kepala (otak) yang memiliki cahaya
nurani dan dipersiapkan untuk memperoleh pengetahuan dan kognisi. Akal juga
diartikan sebagai energy yang mampu memperoleh, mengolah, dan mengeluarkan
pengetahuan.
Fungsi
akal :
1.
Berfungsi
untuk berfikir.
2.
Menghantarkan eksistensi manusia
pada tingkat kesadaran.
3.
Mampu
mencapai kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar