Selasa, 08 Mei 2012

FILSAFAT-PANDANGAN ISLAM TENTANG HUBUNGAN AKAL DAN BADAN


 “PANDANGAN ISLAM TENTANG HUBUNGAN AKAL DAN BADAN”

Akal berasal dari kata al-‘aql. Dengan kekuatan akal orang mendapatkan ilmu dan ilmu yang digunakan serta dimiliki oleh manusia bergantung pada kekuatan akalnya. Selain itu akal adalah al-hijr, menawan atau mengikat. Kata tersebut dari segi bahasa pada mulanya berarti : tali pengikat, penghalang. Al-Qur’an menggunakannya bagi sesuatu yang mengikat atau menghalangi seseorang terjerumus dalam kesalahan atau dosa. Orang yang berakal adalah orang yang mampu mengikat atau mengendalikan hawa nafsunya.
 Kemampuan seseorang untuk mengikat hawa nafsu, akan menempatkan hawa nafsu pada posisi yang serendah-rendahnya, sehingga hawa nafsu tidak dapat menguasai dirinya, ia akan mampu memahami wahyu sebagai kebenaran. Orang yang tidak mampu menawan hawa nafsunya tidak akan mampu mengendalikan dirinya.
Akal juga mengandung arti kebijaksanaan, pemahaman. Ada pula yang mengartikan akal dengan pembatasan dan pencegahan, perlindungan atau kemampuan seseorang untuk menemukan dirinya sendiri. Di sini diartikan orang berakal adalah orang yang mampu membatasi dan mencegah hawa nafsunya serta memberikan perlindungan sampai pada batas-batas yang diperlukan. Dengan demikian akal akan mampu melihat kebenaran. Nampaknya bahwa hawa nafsu tidak dihilangkan sama sekali, sebab ia diperlukan dalam kadar tertentu. Dalam batas-batas itulah di bawah kendali akal seseorang akan mampu menemukan jati dirinya.
kata akal juga dipakai dalam arti kecerdasan praktis,sehingga  Orang berakal adalah orang yang mempunyai kemampuan atau keterampilan menyelesaikan masalah, kapanpun masalah itu timbul ia akan mampu menyelesaikan dan mengatasinya, sehingga ia akan dapat menghindari dari bahaya itu. 

Al-Jurjani mengemukakan beberapa pengertian akal yaitu: akal ialah substansi jiwa yang diciptakan Allah SWT, yang berhubungan dengan badan manusia, akal juga berarti cahaya (nur) dalam hati untuk mengetahui kebenaran dan kebaikan. Adapula yang mengartikan akal dengan substansi yang murni dari materi yang hubungannya dengan badan dalam bentuk yang mengatur dan mengendalikan. Menurut pendapat lain, akal adalah sebuah kekuatan bagi jiwa berpikir, karena jelas bahwa kekuatan berpikir berbeda dengan jiwa yang berpikir. Sebab pelaku perbuatan (fa’il) sebenarnya adalah jiwa, sedangkan akal adalah alat bagi jiwa.
akal merupakan substansi yang sangat penting dalam diri manusia dan sebagai cahaya (nur) dalam hati yang berguna untuk mengetahui kebenaran dan kebatilan, mengatur dan mengendalikan jasmani.
Akal memiliki arti menahan, melarang, dan mencegah. Maka orang yang berakal yaitu orang yang mampu menahan dan mengikat hawa nafsunya. Akal merupakan organ tubuh yang terletak di kepala (otak) yang memiliki cahaya nurani dan dipersiapkan untuk memperoleh pengetahuan dan kognisi. Akal juga diartikan sebagai energy yang mampu memperoleh, mengolah, dan mengeluarkan pengetahuan.
Fungsi akal :
1.      Berfungsi untuk berfikir.
2.        Menghantarkan eksistensi manusia pada tingkat kesadaran.
3.      Mampu mencapai kebenaran. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar